Suantara Peringatkan Jangan Ada Jual Beli Kios
Selasa, 07 November 2023 | Dibaca: 424 Pengunjung
Usai Pasar Umum Semarapura diresmikan pemerintah daerah, kegaduhan mulai bermunculan di kalangan pedagang setempat. Sejumlah pedagang yang sejak awal mendapatkan tempat di lantai satu, tiba-tiba namanya dioper ke lantai dua. Situasi ini diperparah lagi dengan berbagai isu tak sedap, yakni adanya dugaan praktek “jual beli” kios, hingga penempatan pedagang dengan kios yang tidak merata, ada satu orang satu kios, ada satu orang hingga memegang enam kios.
Kondisi demikian menjadi perhatian serius Anggota DPRD Klungkung Komang Suantara. Dia mendapatkan sejumlah aspirasi dari kalangan pedagang, perihal kegaduhan yang terjadi saat ini. Karena setelah Pasar Umum Semarapura diresmikan, terjadi kepanikan di antara sesama pedagang. Meski faktanya saat ini, proses pengerjaan tahap akhir sedang berlangsung dan baru diperkirakan selesai pada akhir November 2023.
Politisi Partai Gerindra ini mempertanyakan bagaimana mekanisme penempatan pedagang ini sesungguhnya. Kenapa para pedagang yang sudah sejak awal mau ditempatkan di lantai satu, tiba-tiba dapat di lantai dua. Apalagi itu pedagang kain endek, pedagang kecil, yang selama ini hanya punya hak satu kios saja. Sementara ada salah satu pedagang kabarnya memiliki hak hingga 6 kios berderet di lantai satu.
“Katanya sudah diresmikan, taunya di lapangan pengerjaan masih berjalan. Ini bagaimana sebenarnya. Siapa yang mempertanggungjawabkan sisa pekerjaan itu. Sejumlah pedagang juga tidak mendapatkan kejelasan. Artinya, ini sudah ada yang tidak beres.
Berikan pedagang itu kejelasan. Apalagi mereka yang sudah puluhan tahun mengais rejeki disitu. Setelah pasar selesai dibangun, mereka justru tidak mendapatkan tempat. Mereka dipindahkan ke lantai dua, nanti di lantai satu pedagang baru lagi masuk. Kan kacau jadinya,” sorot Suantara, Selasa 7 November 2023.
Sistem penempatan para pedagang ini menurut Suantara harus jelas. Apakah dipertahankan seperti awal posisinya, atau menggunakan sistem baru yang lebih adil dengan cara diundi. Sehingga, tidak kesan pedagang yang satu dengan pedagang yang lainnya, saling tuding paling diuntungkan.
“Disini pemerintah daerah harus hadir. Tengahi masalah ini, agar pedagang mendapatkan kepastian. Buat apa pasar megah, tetapi setelah selesai malah jadi gaduh seperti ini. Tata, rencanakan dan eksekusi dengan baik,” tegasnya.
Sebelumnya, ada tiga pedagang setempat protes tidak dapat tempat di lantai satu. Ketiganya ditempatkan di lantai dua, padahal di awal dijanjikan di lantai satu sesuai dengan tempat kios awal berjualan disana. Para pedagang ini juga tidak terima, sebab di lantai satu sendiri satu pedagang lain, dikatakan bisa menempati 5-6 kios. Salah satu pedagang Kadek Dwi, sempat mengatakan awalnya dia memang berjualan di lantai bawah Blok B Nomor 45.
Menjelang penempatan pedagang, dia justru direncanakan ditempatkan di lantai dua. Pedagang asal Sampalan ini tidak terima, karena dia yang pedagang kain endek, sejak awal memang ditempatkan di lantai satu. Sementara di lantai dua, mayoritas memang untuk pedagang perhiasan.
"Saya kan dari awal di lantai satu. Saya hanya menempati satu kios. Kenapa malah saya yang dipindahkan ke atas. Kenapa tidak pedagang lain yang menempati 5-6 kios, pindah satu saja ke atas?," kata Kadek Dwi. (*)
TAGS :