POLITIK

Komisi II DPRD Klungkung Soroti Pelayanan Kesehatan di Nusa Penida

 Kamis, 16 Januari 2025 | Dibaca: 1287 Pengunjung


Puputan.com, Klungkung. 

Komisi II DPRD Klungkung menggelar rapat koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk membahas berbagai masalah terkait pelayanan kesehatan di Klungkung termasuk di wilayah Nusa Penida, Kamis (16/1/2025). Beberapa isu penting yang mencuat dalam pertemuan tersebut antara lain kebersihan di RSUD Gema Santi Nusa Penida dan kondisi Puskesmas Pembantu (Pustu) di Lemo, Desa Sakti yang tidak dilengkapi dengan pagar pembatas.

Anggota Komisi II DPRD Klungkung, I Wayan Suarta menyampaikan sejumlah keluhan yang diterima dari masyarakat terkait pelayanan kesehatan di RSUD Gema Santi Nusa Penida. Salah satunya adalah tidak adanya ruang tunggu untuk ibu pascamelahirkan. Hal ini menyebabkan banyak ibu, terutama yang bayinya masih membutuhkan perawatan di rumah sakit, harus bolak-balik dari rumah ke rumah sakit untuk menyusui bayi mereka.

“Banyak ibu yang mengeluh, mereka harus bolak-balik untuk menyusui, karena tidak ada ruang tunggu di rumah sakit. Apalagi jarak geografis yang jauh di Nusa Penida sehingga ini menjadi kendala besar bagi para ibu," ungkap Suarta.

Selain itu, Suarta juga mengkritik masalah kebersihan di RSUD Gema Santi, yang menurutnya masih banyak lalat dan nyamuk di area rumah sakit. Ia berharap pihak rumah sakit segera menanggapi masalah ini agar tidak menciptakan kesan yang kurang baik. ‘’Di Rumah Sakit Gema Santi kurang bersih, banyak lalat. Pembersihannya kurang maksimal, ini saya saksikan langsung saat mengantar warga yang berobat,” imbuhnya.

Dalam rakor yang dipimpin Ketua Komisi II, I Nengah Ary Priadnya dan dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, drg. I Gusti Ayu Ratna Dwijawati, Komisi II juga membahas kondisi Pustu di Lemo, Desa Sakti yang belum memiliki pagar pembatas. Akibatnya, seringkali hewan peliharaan warga, seperti babi, masuk ke area Pustu. ‘’Di sana (Pustu Lemo) juga tidak ada Pura. Jadi warga bingung saat mau sembahyang, bagimana mau berdoa minta kesembuhan jika tidak ada tempat sembahyangnya," kritiknya Suarta.

Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Kadis Kesehatan, drg. I Gusti Ayu Ratna Dwijawati, memastikan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Direktur RSUD Gema Santi Nusa Penida untuk menyelesaikan masalah ruang tunggu bagi ibu pascamelahirkan. Jika pembangunan ruang tunggu tidak dapat terwujud dalam anggaran APBD, pihaknya akan mengupayakan solusi sementara dengan memberikan salah satu ruang rawat inap untuk ibu yang ingin menyusui.

Terkait kebersihan rumah sakit, Ratna Dwijawati mengakui adanya masalah ini dan berjanji akan segera mengkoordinasikan perbaikan. Ia juga menekankan bahwa kebersihan rumah sakit tidak hanya menjadi tanggung jawab petugas kebersihan, namun juga berkaitan dengan perilaku masyarakat yang turut memengaruhi kondisi tersebut. “Meski pun ini menjadi catatan kami, namun soal perilaku masyarakat memang sedikit sulit untuk diubah,” katanya.

Mengenai kondisi Pustu Lemo, Ratna Dwijawati mengungkapkan, pihaknya sudah mengusulkan anggaran sekitar Rp300 juta untuk pembangunan pagar pembatas. Namun, kelanjutan pembangunan tersebut masih tergantung pada kondisi APBD. “Rencana usulan Rp300 juta untuk tembok penyengker, namun ini tergantung pada kondisi APBD,” jelasnya. 007


TAGS :