POLITIK

Ketut Juliarta Dorong Pendidikan Hindu Jadi Prioritas

 Senin, 19 April 2021 | Dibaca: 661 Pengunjung

Ketut Juliarta


Puputan.com,

KLUNGKUNG- Kasus pelecehan simbul agama sudah berkali-kali mengusik eksistensi Agama Hindu di Bali. Bahkan tindakan tersebut dilakukan oleh tokoh masyarakat yang menggunakan ruang publik dalam menyampaikan pemikirannya. Sayangnya, beberapa kali kasus penistaan agama yang dilaporkan ke aparat hukum, tidak sampai ke meja pengadilan. 

Kondisi ini membuat Ketua Fraksi Gerindra DPRD Provinsi Bali angkat suara. Menurutnya, adanya pelecehan simbul-simbul Agama Hindu tersebut tidak terlepas dari pemberian ruang publik kepada orang yang tidak berkompeten dalam menjelaskan tentang agama Hindu. "Kalau mau tahu tentang Agama Hindu jelas bertanya kepada guru Agama Hindu, Pedanda dan juga praktisi Agama Hindu," tuturnya Minggu (19/4/2021). 

Kurangnya pendidikan agama Hindu kepada generasi muda juga sangat diperlukan agar tidak terjadi salah persepsi dan interpretasi dalam memahami Upacara Adat dan segala simbolnya di Bali. "Dari tidak tahu dilanjutkan tidak mendapatkan pengetahuan akhirnya menggunakan persepsi sendiri yang mengarah ke penistaan. Itu yang ditakutkan tanpa adanya Pendidikan Agama Hindu yang baik," sebut Juliarta. 

Menurutnya, saat ini keberadaan pasraman-pasraman di Bali tidak mendapatkan perhatian serius pemerintah. Bahkan aktifitasnya hanya menjadi program tahunan yang dilaksanakan beberapa minggu saja. Di samping itu sekolah Hindu di masing-masing kabupaten juga masih kurang. Padahal Bali memiliki dua Universitas Hindu yang bergengsi yakni Universitas Hindu Indonesia dan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa. "Lulusan kedua kampus ini sangat banyak dan bisa diserap dengan keberadaan sekolah Hindu," terangnya.

Untuk itu politikus asal Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan Klungkung ini akan mendorong Pendidikan Agama Hindu menjadi prioritas untuk diajarkan mulai dari jenjang TK hingga SMA. Bahkan pihaknya meminta pasraman diaktifkan setiap Hari Minggu untuk memperkenalkan sejak dini makna dan pengertian tentang berbagai upacara yang dilaksanakan di Bali. "Sekolah Hindu juga harus dibentuk di setiap kabupaten agar tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk moral anak didik," tambahnya. 

Buku-buku tentang pendidikan agama Hindu juga harus terus dikembangkan agar anak didik saat ini mudah mendapatkan jawaban yang mudah dipahami. "Tidak ada lagi mule keto, semua harus dijelaskan dengan referensi yang ada," harapnya. 

Berbagai kasus penistaan agama yang terjadi harus menjadi pembelajaran dan evaluasi untuk membenahi pendidikan Agama Hindu saat ini. Jangan sampai pemahaman yang salah tentang Agama Hindu ini terus berkembang dan merusak tatanan budaya Bali. *


TAGS :