Gunaksa Nilai Pelabuhan Bias Munjul Mubazir
Jumat, 03 November 2023 | Dibaca: 643 Pengunjung
Pelabuhan Bias Munjul di Pulau Ceningan Nusa Penida, Klungkung masih menjadi tanda tanya banyak pihak. Bagaimana pengelolaan Pelabuhan yang didanai dari APBN Kementerian Perhubungan RI senilai Rp 97,5 Miliar ini, belum ada kejelasan.
Anggota DPRD Klungkung Ketut Gunaksa menilai pembangunan Pelabuhan Bias Munjul terlalu dipaksakan di titik itu. Karena sejak dulu tidak pernah ada fast boat yang turun disana, namun di fast boatnya turun di Pelabuhan Rakyat Jungutbatu, Telatta, dan Pasih Kauh/Tanjung Sanghyang.
Gunaksa mengaku sudah berulang kali memberikan sorotan terhadap keberadaan pelabuhan ini. Analis dan perencanaannya sungguh tidak masuk akal, sampai akhirnya pelabuhan benar-benar dibangun disana. Sehingga keberadaannya diduga hanya menguntungkan oknum tertentu.
Pembangunannya lebih kepada motivasi pribadi, bukan untuk mewadahi kepentingan masyarakat Lembongan-Ceningan. Pihaknya pun mempertanyakan efektivitasnya nanti dalam melayani penyebrangan, apakah bisa efektif atau tidak, mengingat sarana penunjang seperti jalan dan jembatan untuk akses roda empat belum ada.
“Akses disana itu tidak memadai, selain itu manuver boat juga susah dilakukan disana karena sangat kecil dan sempit. Makanya, pembangunannya sudah dipaksakan, setelah jadi, juga tidak representatif,” sorot Politisi Partai Gerindra ini, Jumat 3 November 2023.
Dia pun mempertanyakan, nantinya setiap rute penyebrangan dari dan ke Pulau Ceningan-Lembongan, apakah akan otomatis terpusat di Pelabuhan Bias Munjul atau tidak, mengingat rute yang sudah ada saat ini, penumpang turunnya di Pelabuhan Rakyat Jungut Batu.
Dia meminta rute penyebrangan, jangan sampai terpusat disana. Para operator fast boat harus diberikan kebebasan untuk memilih pelabuhan tujuannya untuk menurunkan penumpang. Jika dipaksakan seperti itu, ini akan menimbulkan kegaduhan.
Gunaksa mengatakan beberapa pengelola fast boat juga sempat menyampaikan belum ada sosialisasi lebih jauh mengenai pola rute penyebrangannya nanti. Apakah memang akan dipusatkan di Pelabuhan Bias Munjul atau tidak. Kalau seluruh akses rute menuju Pulau Ceningan-Lembongan harus turun di Pelabuhan Bias Munjul, maka tentu ini belum bisa berjalan mulus.
Karena sarana jembatan permanen Ceningan-Lembongan yang bisa dilalui kendaraan roda empat, belum terbangun. “Rute yang sudah ada untuk tujuan penumpang saat ke Pulau Lembongan-Ceningan, adalah ke Pelabuhan Rakyat Jungut Batu, Telatta, dan Pasih Kauh/Tanjung Sanghyang. Jika semua penyebrangan difokuskan ke Pelabuhan Bias Munjul, masalah transportasi dari Ceningan ke Lembongan-Jungut Batu, bagaimana?. Setelah pelabuhan ini terbangun, selanjutnya bagaimana. Ini kan perlu ada kejelasan,” terangnya.
Namun, jika nantinya tidak diatur pemerintah agar rute penyebrangan dari dan ke Ceningan-Lembongan difokuskan di Pelabuhan Bias Munjul, dia memperkirakan tidak akan ada yang mau naik maupun menurunkan penumpang disana. Baik dari Pelabuhan Sanur maupun Kusamba, karena terkendala transportasi dan titik turun fast boat yang tidak strategis.
Meski sarana pendukung transportasi seperti jembatan sudah terbangun, Pelabuhan Bias Munjul akan sangat sulit berkembang sesuai rencana pemerintah. Karena sejak awal, penentuan titik pelabuhan di Ceningan itu, sesungguhnya sudah banyak penolakan dari warga setempat. (*)
TAGS :