AJEGBALI

Gedong Kirtya Simpan Ribuan Cakepan Lontar Warisan Jaman Belanda

 Sabtu, 30 November 2024 | Dibaca: 1306 Pengunjung


Puputan.com, Buleleng. 

Gedong Kirtya disebut juga Museum Gedong Kirtya atau Perpustakaan Gedong Kirtya adalah perpustakaan lontar yang beralamat di Jalan Veteran, No. 20, Kelurahan Paket Agung, Buleleng, bangunan tersebut menyimpan lontar warisan Jaman Belanda yang jumlahnya mencapai 2.064 cakepan yang terdiri dari 17 klasifikasi seperti Weda, Agama, Wariga, Itihasa, Babad dan lain sebagainya.

Putu Suarsana sebagai Staff Ahli Pembaca Lontar dan Penulis Lontar mengungkapnya pihaknya juga mengoleksi salinan lontar yang dimiliki masyarakat Bali dengan tujuan agar warisan lontar tersebut bisa dipelajari masyarakat umum. Kantor UPTD Gedong Kirtya juga melayani masyarakat yang ingin membaca lontar miliknya dengan menyalin isi lontar dari aksara Bali menjadi  tulisan abjad. "Kita juga punya koleksi buku-buku Belanda dengan berbagai macam bahasa yang menceritakan tentang adat istiadat Bali," jelas Putu Suarsana.

Untuk menjaga naskah-naskah yang mencapai jumlah 7.000an , petugas melakukan pengetikan ulang terhadap naskah-naskah yang mengalami kerusakan parah. Lontar yang paling diminati untuk dibaca masyarakat di Gedong Kirtya diantaranya Lontar Kesuma Dewa dan Agem-ageman Mangku. "Banyak juga yang mencari lontar pengusada terutama penekun pengobatan tradisional," ungkapnya.

Di era modern ini, Kantor UPTD Gedong Kirtya juga berupaya untuk mendigitalisasi koleksi lontar-lontar yang ada. Hal ini dilakukan untuk mempermudah mengakses lontar melalui internet. Hanya saja saat ini digitalisasi hanya dilakukan di ranah lontar saja. "Kita terus berupaya agar tetap menjaga dan melestarikan warisan ini. Namun prosesnya harus pelan-pelan karena lontar tersebut merupakan biotik yang harus mendapatkan penanganan khusus," Sebutnya.

Gedong Kirtya didirikan pada 2 Juni 1928 dan mulai dibuka untuk umum pada 14 September 1928 oleh orang-orang Belanda di Singaraja, untuk mengenang jasa Van der Tuuk. Kata “kirtya” kemudian diusulkan oleh I Gusti Putu Djelantik, Raja Buleleng ketika itu; kirtya berakar kata "kr", menjadi "krtya", sebuah kata dari bahasa Sanskerta yang mengandung arti "usaha" atau "jerih payah". Gedung ini terletak di kompleks Sasana Budaya, yang merupakan istana tua kerajaan Buleleng. 007


TAGS :