SUARA DEWAN & POLITIK
Elektabilitas Mendekati 50%, Gung Sayang yakin Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran
Sabtu, 11 November 2023 | Dibaca: 437 Pengunjung
Temuan survei Polmatrix Indonesia menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran berpotensi menang satu putaran dengan elektabilitas mencapai 48,4 persen. Dengan raihan elektabilitas mendekati 50 persen, Prabowo-Gibran unggul jauh dua pasangan lainnya. Ganjar-Mahfud menduduki peringkat kedua dengan elektabilitas 26,6 persen, sedangkan Anies-Muhaimin 17,3 persen dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 7,7 persen.
Menanggapi hasil survei tersebut Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi Keanggotaan (OKK) DPC Gerindra Kabupaten Klungkung Anak Agung Gde Sayang Suparta semakin optimis Paslon Prabowo-Gibran menang satu putaran. Pasalnya, tren positif terus menguat terhadap elektabilitas Prabowo-Gibran di tengah cacian dan hujatan yang dilontarkan buzzer dari kubu lainnya.
"Elektabilitas Prabowo tinggi karena tingkat popularitas dan kesukaan cenderung lebih tinggi dibanding kandidat lainnya," kata Gung Sayang, Sabtu (11/11/2023).
Keunggulan Prabowo Subianto semakin melejit setelah berpasangan dengan putera sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Masuknya Gibran sebagai cawapres pendamping Prabowo menjadi simbolisasi paling nyata dari dukungan Jokowi.
Putusan Mahkamah Konstitusi yang memperbolehkan pemimpin negara berusia di bawah 40 tahun, tetapi telah menjabat kepala daerah untuk dicalonkan pada Pilpres melempangkan jalan bagi Wali Kota Solo itu untuk maju dalam arena kontestasi. Meski adanya kampanye negatif yang menyerang Paslon Prabowo-Gibran sikap positif yang ditunjukan oleh timsesnya malah semakin meningkatkan elektabilitas Prabowo-Gibran hingga saat ini.
"Kami telah diintruksikan untuk berkampanye dengan positif. Tidak melawan hujatan dan cacian. Itu perintah dari Pak Prabowo langsung. Jadi kita senyumin saja," terang Gung Sayang.
Jika tren positif ini terus berlanjut, dengan waktu pemilihan yang kurang dari 100 hari ini pihaknya optimis Prabowo-Gibran mampu menang satu putaran. Hal ini menurut Gung Sayang sangat menguntungkan baik dari segi pemerintah yang tidak memerlukan mengeluarkan biaya untuk Pemilu kedua juga untuk masyarakat Indonesia agar tidak berlarut-larut di dalam pemilu dan segera memiliki pemimpin negara. (*)
TAGS :