POLITIK
Begini Manfaat Mebrata Menurut Mangku Kasta
Kamis, 22 April 2021 | Dibaca: 1746 Pengunjung
Wakil Bupati Klungkung I Made Mangku Kasta
Sebagai penekun spiritual, Wakil Bupati Klungkung I Made Mangku Kasta sudah terbiasa menjalani puasa atau mebrata. Menurutnya, mebrata ini sangat bagus untuk menjaga keseimbangan jasmani dan rohani. Namun tidak semua bisa menjalaninya dengan tepat. Alih-alih mendapatkan efek positif, mebrata yang keliru malah bisa menimbulkan penyakit medis yang sangat merugikan kesehatan. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan agar mebrata bisa memberikan dampak positif bahkan kesehatan bagi tubuh.
Mangku Kasta mengungkapkan ada sejumlah cara puasa yang dilakukan masyarakat Bali dulu seperti puasa memutih atau hanya memakan nasi kepelan, puasa mesumpah atau tidak makan sesuatu karena janji yang bisa dilakukan hingga keturunan selanjutnya, upawasa atau tidak makan apa pun dan masih banyak lagi jenis mebrata yang dimiliki masyarakat Bali.
Salah satu berata yang sering dilaksanakan masyarakat Bali saat ini yakni upawasa atau tidak makan apa pun. Biasanya upawasa mulai dilaksanakan saat matahari terbit jam 06.00 pagi hingga matahari terbenam jam 06.00 sore. Upawasa ini sering dilaksanakan pada hari lahir atau dedinan, pada saat melaksanakan karya dan pada saat hari raya tertentu.
Mebrata saat hari lahir dipercaya dapat membuat panjang umur dan awet muda. Seperti hari ulang tahun yang selalu diikuti dengan doa panjang umur. Mebrata pada hari lahir juga memiliki tujuan serupa untuk panjang umur. Mengingat umat Hindu di Bali selalu melakukan perayaan dengan mebrata seperti perayaan Nyepi yang dilaksanakan setiap tahun baru saka.
Mebrata pada saat melaksanakan karya biasanya dilaksanakan oleh pengerajeg karya. Mebrata ini bertujuan agar upacara yang dilaksanakan bisa berjalan dengan lancar, minim gangguan dan halangan. Dengan mebrata pengerajeg karya dapat meningkatkan jnananya dan menekan unsur rajas yang dapat mengganggu pelaksanaan karya.
Selain itu mebrata saat hari tertentu seperti pada purnama dan tilem, pada hari Nyepi dan hari suci lainnya bertujuan untuk meningkatkan spiritual diri. Sehingga dapat menciptakan ketenangan batin dan juga keharmonisan keluarga.
Untuk melaksanakan upawasa ada salah satu cara yang bisa diambil dari lontar usada untuk orang yang tidak biasa berpuasa atau memiliki sakit maag dan asam lambung. Menurut Mangku Kasta masyarakat jaman dulu terbiasa makan ubi singkong sebelum memulai mebrata.
Ubi singkong memiliki sumber serat dan kaya karbohidrat komplek sehingga dapat menjaga kesehatan saluran pencernaan, mengurangi peradangan dan mengendalikan kadar gula darah. "Karena kaya akan serat, lambung tetap terjaga kesehatannya selama puasa. Kadar gula darah yang terkendali membuat kita tidak merasa lemas dan tidak merasa lapar dalam waktu lama," bebernya.
Ia pun terbiasa sebelum berpuasa meminum air hangat yang diisi tepung kanji. Tepung kanji sendiri berasal dari pati singkong yang diekstrak sehingga dapat diserap tubuh secara maksimal. "Tepung kanji ini menjadi pelumas di dalam pencernaan, sehingga lambung tidak bergesekan dan tidak saling melukai. Ini cocok untuk orang yang tidak terbiasa berpuasa atau memiliki sakit lambung," bebernya.
Meminum air hangat yang dicampur tepung kanji pun bisa dilakukan saat tidak berpuasa. Bahkan tepung kanji bisa ditambahkan ke dalam sup atau makanan berkuah lainnya. Meski memiliki nilai positif dalam kesehatan, mengkonsumsi tepung kanji atau pun ubi singkong juga perlu dibatasi secukupnya.
Mengingat jumlah kalori dari ubi singkong lebih tinggi dibandingkan jenis umbi lainnya seperti kentang. Dalam 100 gram singkong memiliki 110-150 kalori. *
TAGS :